Minggu, 18 Maret 2012



Nama : Rachma Triantini
Kelas : 1EA06
NPM : 15211697

Kali ini saya akan mengulas tentang "Ekonomi Indonesia Tahan Krisis Ketimbang Tiongkok dan India". Mari kita lihat :D

Ekonomi Indonesia Tahan Krisis Ketimbang Tiongkok dan India 



[NUSA DUA] Kekeringan likuiditas secara tiba-tiba akibat memburuknya perekonomian di negara-negara Eropa dan Amerika menyebabkan kebijakan moneter negara-negara berkembang menghadapi dilema berupa pengetatan moneter yang memberi tekanan lanjutan terhadap perekonomian riil, yang akan berpotensi meningkatkan peluang pembalikan arus modal keluar.



Namun begitu, Bank Indonesia (BI) optimistis investasi asing akan segera kembali ke Indonesia.

Ekonomi Indonesia pun diyakini bakal lebih tahan dalam menghadapi krisis ekonomi Eropa dan Amerika ketimbang negara regional lainnya termasuk Tiongkok dan India. Deputi Gubernur BI Bidang Kebijakan Moneter dan Hubungan Internasional Hartadi A Sarwono mengatakan, kondisi ekonomi dunia saat ini tengah tak menentu dan tak ada ekonomi yang 100% yang bisa memprediksikan kapan masalah Eropa berakhir.

Kendati demikian, BI cukup bergembira meski target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2011 direvisi dari 6,7% menjadi 6,5% di akhir tahun.   “Namun, meskipun prediksi ke bawah, tapi paling tinggi di regional dan kita yang paling tahan dibandingkan regional termasuk Tiongkok. Tiongkok pertumbuhan ekonomi memang tumbuh 9% tahun ini tapi itu penurunan yang cukup tinggi dari biasanya double digit karena Tiongkok punya masalah di inflasi,” ujarnya dalam seminar tahunan internasional BI ke-9 dengan tema “Gejolak Ekonomi Global Yang Semakin Dalam: Bagaimana Negara Berkembang Seharusnya Merespon ?” di Nusa Dua, Bali, Jumat (9/12).

Selain banker dari negara berkembang, seminar terbatas ini juga dihadiri oleh dua mantan Gubernur BI yakni J Soedradjad Djiwandono dan Adrianus Mooy. Hadir pula para akademisi, banker, dan peneliti ekonomi, antara lain seperti Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian
Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Kepala Ekonom Citigroup Asia Pasific Johanna Chua, serta Senior Advisor Asia Pasific Department IMF Mahmood Pradhan.

Tambah Hartadi, sementara Indonesia beda dengan Tiongkok. Di mana, pertumbuhan ekonomi disini disertai dengan penurunan laju inflasi.

Adapun, pada tahun ini BI memproyeksikan ekonomi Indonesia bisa 6,5% dengan angka inflasi 3,95%, sedangkan untuk 2012 diproyeksikan ekonomi tumbuh 6,3-6,7% dengan inflasi 3,5-5,5%. “Desember ini (2011) inflasi kita perkirakan tak lebih dari 0,75% sehingga akhir tahun bisa tembus dibawah 4% atau tepatnya 3,95%. Ini menunjukan trade off bisa kita capai, karena kita lakukan policy yang implementasinya sesuai,” tukasnya.

Suku bunga acuan (BI Rate) pun pada tahun ini hanya dinaikkan sekali yakni 6,5% di Februari menjadi 6,75%, lalu turun 25 bps menjadi 6,5% di Oktober, kemudian di November turun 50 bps ke 6%.

Lebih lanjut, ekonomi Indonesia tahun depan bisa mencapai 6,7% atau sesuai dengan target pemerintah jika sumber pertumbuhan ekonomi bisa dimaksimalkan. Hal inipun, kata Hartadi akan dibahas dalam Bankers Dinner malam ini yang berlangsung di Jakarta. Adapun, BI memproyeksikan tren inflasi akan terus menurun, sementara nilai tukar rupiah terhadap USD akan menguat. “Hasil RDG (Rapat Dewan Gubernur) ini akan kami sampaikan ke bankers dinner nanti malam,” tukasnya.

Menurutnya, dampak krisis Eropa akan lebih banyak mempengaruhi ke pasar keuangan seperti di pasar modal dan valas. Untuk itu, BI sambungnya, membeli bond di secondary market bersamaan dengan intervensi bank sentral di foreign exchange market.

Hal senada dikatakan Peneliti Utama Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) BI Nirwansyah. Menurutnya, jika dibandingkan dua negara berkembang lainnya yang juga termasuk negara dengan pertumbuhan ekonomi yang bagus di tengah gejolak ekonomi Eropa dan Amerika, yakni Tiongkok dan India, dia menilai Indonesia masih bisa lebih tahan ekonominya ke depan. Sebab, ini bukan pertama kalinya
Indonesia diterpa krisis.   “Untuk merespons (krisis) bukan hal yang baru, pemerintah sudah merespon, mulai dari down grade Italia di 2010 sampai Portugal di Maret 2011,” imbuhnya.

Penilaian itu, menurutnya juga dilandasi oleh ekonomi Tiongkok dan India yang saat ini baru memanas. Tiongkok, jelas dia, pertumbuhan ekonominya sudah mulai menurun yang mana pada kuartal I 2011 tumbuh 10-11% dan kini hanya 9%.   Hal itu juga terkait kenaikkan suku bunga di Tiongkok yang saat ini sudah terlalu tinggi sehingga diproyeksikan dalam waktu dekat akan diturunkan setelah penurunan GWM.   Sementara, India harus menaikkan suku bunganya guna menahan laju kenaikan inflasi yang sudah terlalu tinggi. Ditambah, mata uang India (Rupee) yang makin terdepresiasi. Sedangkan, Indonesia cenderung justru menurunkan suku bunganya karena laju inflasi yang bisa dikatakan cukup terkendali.

“Kita steady turunkan suku bunga dan masih proyeksikan di 2012 ekonomi Indonesia bisa tumbuh 6,2-6,5%, dan ADB (Asean Development Bank) memproyeksikan kalaupun situasi terburuk ekonomi bisa tumbuh 5,5% untuk Indonesia, tapi kalau resesi di Eropa memburuk maka pertumbuhan ekonomi dunia akan kurang dari 4%. Tapi, kalau krisis bisa dijaga maka kita bisa tetap tumbuh 6,2-6,5%,” ujar Nirwansyah. [O-2]  

Kamis, 15 Maret 2012

Apa itu Ekonomi?



Nama : Rachma Triantini
Kelas : 1EA06
NPM   : 15211697

Saya ingin mengulas sedikit tentang ekonomi, semoga ada manfaatnya :)

Ekonomi  adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).

Adam Smith diakui sebagai bapak dari ilmu ekonomi

Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani ο
κος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.

Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi — seperti yang telah disebutkan di atas — adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia.

Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah "pembuatan keputusan" dalam berbagai bidang dimana orang dihadapi pada pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan agama. Gary Becker dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini terkadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.

Banyak ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan "apa seharusnya dilakukan para ahli ekonomi?" The traditional
Chicago School, with its emphasis on economics being an empirical science aimed at explaining real-world phenomena, has insisted on the powerfulness of price theory as the tool of analysis. On the other hand, some economic theorists have formed the view that a consistent economic theory may be useful even if at present no real world economy bears out its prediction.
sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.

Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh
Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya.

Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.

Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North.

Metodologi
Sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.


Definisi Ilmu ekonomi
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).
Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani ? (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan  (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi seperti yang telah disebutkan di atas adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia.
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah "pembuatan keputusan" dalam berbagai bidang dimana orang dihadapi pada pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan agama. Gary Becker dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini terkadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.
Banyak ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan "apa seharusnya dilakukan para ahli ekonomi? ” The traditional
Chicago School, with its emphasis on economics being an empirical science aimed at explaining real-world phenomena, has insisted on the powerfulness of price theory as the tool of analysis. On the other hand, some economic theorists have formed the view that a consistent economic theory may be useful even if at present no real world economy bears out its prediction.
Sejarah perkembangan ilmu ekonomi
Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.
Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya.
Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North.

Metodologi
Sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian
metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.
Empat aspek yang erat hubungannya dengan metodologi dalam analisis ekonomi. Aspek-aspek tersebut adalah:
? Masalah pokok ekonomi yang di hadapi setiap masyarakat, yaitu masalah kelangkaan atau kekurangan. Berdasarkan uraian mengenai masalah ekonomi pokok tersebut akan dirumuskan definisi ilmu ekonomi.
? Jenis-jenis analisis ekonomi.
? Ciri-ciri utama suatu teori ekonomi dan kegunaan teori ekonomi.
? Bentuk-bentuk alat analisis yang digunakan pakar ekonomi dalam menerangkan teori ekonomi dan menganalisis berbagai peristiwa yang terjadi dalam perekonomian.
Masalah Ekonomi dan Kebutuhan untuk Membuat Pilihan
Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan-perusahaan dan masyarakat secara keseluruhannya akan selalu menghadapi persoalan-persoalan yang bersifat ekonomi...”Apakah yang diartikan dengan kegiatan ekonomi?”
Kegiatan ekonomi dapat didefinisikan sebagai kegiatan seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi (menggunakan) barang dan jasa tersebut.
Masalah Pokok Perekonomian: Kekurangan

Masalah kelangkaan
Masalah kelangkaan atau kekurangan berlaku sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara (i) kebutuhan masyarakat (ii) faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat.
Faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut adalah relatif terbatas. Oleh karenanya masyarakat tidak dapat memperoleh dan menikmati semua barang yang mereka butuhkan atau inginkan. Mereka perlu membuat dan menentukan pilihan.
Kebutuhan Masyarakat
Yang dimaksudkan dengan kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi barang dan jasa. Sebagian barang dan jasa ini diimport dari luar negeri. Tetapi kebanyakan diproduksikan di dalam negeri. Keinginan untuk memperoleh barang dan jasa dapat dibedakan kepada dua bentuk:
• Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli.
• Keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli.
Keinginan yang disertai dengan kemampuan untuk membeli dinamakan permintaan efektif.
Jenis-jenis Barang

1. Berdasarkan kepentingan barang tersebut dalam kehidupan manusia. Barang-barang tersebut dibedakan kepada barang inferior (contoh: ikan asin dan ubi kayu), barang esensial (contoh: beras, gula dan kopi), barang normal (contoh: baju dan buku) dan barang mewah (contoh: mobil dan emas).

2. Berdasarkan cara penggunaan barang tersebut oleh masyarakat. Barang-barang tersebut dibedakan menjadi barang pribadi (contoh: makanan, pakaian dan mobil) dan barang publik (contoh: jalan raya, lampu lalu lintas dan mercu suar).
Faktor-faktor produksi

Yang dimaksudkan dengan faktor-faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa.
Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian dibedakan kepada empat jenis, yaitu:
1. Tanah dan sumber alam, faktor produsi ini disediakan oleh alam. Faktor produksi ini meliputi tanah, barang tambang, hasil hutan dan sumber alam yang dapat dijadikan modal seperti air yang dibendung untuk irigasi atau untuk pembangkit tenaga listrik.
2. Tenaga kerja, faktor produksi ini bukan saja jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi keahlian dan keterampilan. Dari segi keahlian dan pendidikannya tenaga kerja dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: tenaga kerja kasar, tenaga kerja terampil dan tenaga kerja terdidik.
3. Modal, faktor produksi ini merupakan benda yang diciptakan oleh manusia dan digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan.
4. Keahlian keusahawanan, faktor produksi ini berbentuk keahlian dan kemampuan pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Kealian keusahawanan meliputi kemahiran mengorganisasi ketiga sumber atau faktor produksi tersebut secara efektif dan efisien sehingga usahanya berhasil dan berkembang serta dapat menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat.

Direct to Indirect Speech







Nama : Rachma Triantini
NPM : 15211697
Kelas : 1EA06




1.  He asked me, "how will you go there?"
=> He asked me how I would go there.


2.  Mary asked me, "open your book"
=> Mary asked me to open my book.


3.  Dina told me, "don't wait for me"
=> Dina told me not to wait for her.


4.  John asked the girl, "what time is it?"
=>  John asked the girl what time it was.


5.  Jane said, "I am going out of town yesterday"
=> Jane said that she was going out of town the day before.


6.  Bryan says, "I don't like Mathematic"
=> Bryan says that he not to like Mathematic.


7.  Mrs. Rikha said to the student, "be quiet while I am talking"
=> Mrs. Rikha said to the student to be quiet while she was talking.


8.  Leika says, "I will go to Bali tomorrow"
=> Leika says he would go to Bali the following day.


9.  Geigy said to Jane, "don't waste the time"
=> Geigy said to Jane not to waste the time.


10.  He asked me, "turn off the light"
=> He asked me to turn off the light.