Kamis, 31 Mei 2012

Kartu Kredit Untuk Kebutuhan Rumah Tangga Jadi Tren Inggris


LONDON (Berita SuaraMedia) – Tercatat hingga satu juta keluarga di Inggris telah meminjam uang dengan memanfaatkan kartu kredit untuk membayar uang hipotek rumah atau uang sewa pada tahun lalu, hal tersebut ditunjukkan oleh sebuah hasil studi.
Housing Charity Shelter mengatakan bahwa angka tersebut mewakili 6% dari rumah-rumah yang dibangun di seluruh Inggris Raya.
Shelter menyebutkan bahwa masyarakat dari kalangan sosial bawah kemungkinan harus mempergunakan kartu kredit mereka, namun disebutkan pula bahwa kalangan menengah Inggris juga turut melakukan hal tersebut.
Lembaga tersebut menambahkan bahwa angka yang diperoleh merupakan sebuah "penemuan yang mengejutkan". Dalam jajak pendapat tersebut, ada 2.022 orang responden yang ditanyai.
Shelter mengatakan bahwa pihaknya menganjurkan masyarakat yang tengah bergelut dengan masalah biaya perumahan untuk menemui para pakar dan meminta nasihat profesional.
"Ini adalah sebuah penemuan yang mencengangkan. Ada lebih dari satu juta rumah tangga di Inggris yang berada dalam keadaan putus asa sehingga sampai harus meminjam uang di kartu kredit untuk membayar biaya keperluan dasar rumah tangga."
"Jika masyarakat tengah menghadapi kesulitan, mengkhawatirkan kehilangan rumah, semakin menumpuk utang kartu kredit jelas bukan jawaban yang tepat," kata Kay Boycott, direktur kebijakan dan kampanye Shelter.
Dalam jajak pendapat tersebut ditambahkan bahwa bagi kalangan sosial kebawah, jumlah orang yang memilih untuk mempergunakan kartu kredit dalam 12 bulan terakhir meningkat menjadi 8 pesen, sementara angka untuk masyarakat kelas menengah bejumlah 4 persen.
Sebagian besar masyarakat dari golongan pekerja mempergunakan utang untuk menutup biaya hipotek atau sewa rumah, akan tetapi masyarakat kelas menengah mengaku bahwa mereka terpaksa mempergunakan kartu kredit untuk hal semacam itu.
Tahun lalu, Citizens Advice melaporkan bahwa ada sejumlah perusahaan peminjam yang melakukan proses di persidangan untuk mendapatkan perubahan aturan, yang mengharuskan adanya jaminan properti milik sang peminjam.
Citizens Advice menemukan bahwa sejak tahun 2000, ada peningkatan luar biasa dalam jumlah pengajuan pinjaman dari kreditor tanpa jaminan, jumlahnya meningkat 722%.
Lembaga tersebut juga menemukan bahwa 74% dari 132.000 pengajuan pinjaman pada tahun 2007 membuat adanya perubahan tatanan pemberian pinjaman.
Lembaga tersebut memperingatkan bahwa masyarakat yang menggunakan kartu kredit untuk menutupi biaya rumah tangga mereka boleh jadi akan kehilangan tempat tinggal pada tahun ini, khususnya karena – dalam kemungkinan terburuk – pembayaran dengan kartu kredit dapat membuat properti mereka diambil alih.
Tokoh partai oposisi, Grant Shapps, yang diplot sebagai menteri perumahan bayangan, mengatakan: "Fakta bahwa ada satu juta rumah tangga yang berpaling kepada kartu kredit untuk membayar hipotek adalah sebuah bukti bahwa pemerintahan yang berkuasa telah gagal dalam memberikan uluran bantuan kepada keluarga-keluarga yang tertekan."
"Angka-angka yang diungkap baru-baru ini menunjukkan bahwa hanya ada satu rencana Partai Buruh yang telah membantu keluarga Inggris, itupun hanya 15 keluarga, jadi para menteri kabinet harus bertanggung jawab langsung atas peranan mereka dalam upaya pencegahan skandal pembayaran hipotek dengan kartu kredit," tambahnya.
"Kita tidak bisa terus begini, para menteri kabunet merasa bahwa segalanya baik-baik saja, meski kenyataan yang tergambar dalam laporan ini menunjukkan hal yang sebaliknya."
Menteri Perumahan Inggris, John Healey, mengatakan, "meski pengambilalihan rumah pada saat ini hanya setengah daripada saat terjadi resesi, risiko tahun ini masih tetap tinggi."
"Saya ingin memberitahukan kepada para pemilik rumah bahwa ada bantuan gratis yang tersedia, baik melalui telepon, internet dan dari penasihat keuangan."
"Nasihat saya untuk orang-orang yang tengah kesulitan adalah mempergunakan bantuan yang tersedia. Jangan semakin membenamkan diri anda dalam masalah, atau menumpuk masalah dengan cara mempergunakan kartu kredit untuk menambal utang." (dn/bc/tg) www.suaramedia.com

Pemulihan Ekonomi Meragukan, Saham Dunia Kembali Anjlok


HONG KONG (Berita SuaraMedia) – Saham dunia anjlok pada hari Selasa, seiring dengan antusiasme mengenai tren ekonomi positif AS yang meningkatkan kekhawatiran mengenai pemulihan ekonomi Global. Hal itu terjadi setelah Australia mengejutkan para investor dengan keputusan untuk membiarkan nilai suku bunganya.
Saham negara-negara Asia sebelumnya mengalami kenaikan pada saat Wall Street merangkak keluar dari kebiasaan namun tidak mampu memanfaatkan keunggulan mereka. Pasar Eropa dibuka dalam nilai yang lebih rendah. Dollar AS menguat terhadap euro dan melemah terhadap yen, semenrtara harga minyak menyebtuh angka $775 per barel.
Pemberitaan yang beredar di AS pada hari Senin waktu setempat menyinggung mengenai pemasukan dalam bidang produksi dan konsumsi pribadi, menambah kuat tanda-tanda pemulihan ekonomi yang menimbulkan harapan terhadap angka pengangguran bulanan.
Namun, para investor kemudian banyak melontarkan cercaan mengenai kekuatan pemulihan ekonomi setelah bank sentral Australia membiarkan tingkat suku bunganya stagnan pada angka 3,75 persen.
Australia menjadi negara berekonomi maju pertama yang meningkatkan suku bunga sejak dimulainya krisis finansial, banyak yang memperkirakan Australia akan mengalami kenaikan untuk empat kali berturut-turut, namun Australia lebih memilih untuk menunggu hingga dampak dari langkah yang diambil negeri kanguru tersebut pada masa lalu menjadi jelas.
Semakin meresahkan investor, bank sentral Australia mencatat upaya China untuk menarik kembali paket stimulusnya dan kekhawatiran mengena kesehatan keuangan sejumlah negara – sebuah pengingat untuk dua faktor kunci yang membuat pasar global mengalami penurunan akhir-akhir ini.
"Sentimen masyarakat saat ini amat rentan," kata Peter Lai, manajer penanaman modal di DBS Vickers Hong Kong. "Keadaan pasar boleh jadi akan terus bergejolak dengan liar."
Eropa menyusul Asia dan turut mengalami penurunan. FTSE 100 Inggris mengalami penuruna 0,3 persen, DAX Jerman mengalami penurunan 0,4 persen, dan CAC-40 Perancis menurut 0,5 persen. Di AS, ada indikasi kuat semakin banyaknya penjualan saham pada hari Selasa. Saham S&P tergelincir 1,9 poin, atau 0,2 persen, menjadi 1.084,40.
Sebelumnya sejumlah pasar Asia membalikkan keuntungan yang diraup sebelumnya dan mengalami penurunan.
Saham Shanghai yang pernah mengalami kenaikan 2 persen, mencatatkan penurunan 0,2 persen di tengah merebaknya spekulasi peningkatan inisiatif pemerintah  untuk mengakhiri pinjaman untuk bank.
Kospi dari Korea Selatan mencatatkan penurunan 0,7 persen. Pasar di India, Taiwan dan Singapura juga mengalami penurunan.
Cadangan saham Nikkei Jepang, salah satu pasar ternaik Asia, melonjak 166,07, atau 1,6 persen, menjadi 10.371,09. Pasar Hong Kong ditutup 0,1 persen, sementara saham Australia juga mencatatkan kenaikan.
Dari AS, indeks saham Dow Jones mengalami kenaikan 15,32 atau 1,4 persen, menjadi 1.089,19. SAham Nasdaq naik 23,85, atau 1,1 persen, menjadi 2.171,20.
Dollar AS mengalami penurunan, dari 90,59 yen per lembar dollar menjadi 90,53 yen. Mata uang euro sedikit melemah menjadi $1.3924, dari sebelumnya $1.3928. (dn/ap) www.suaramedia.com

Alasan Di Balik Bergesernya Perbankan Dunia Ke Syariah


Bank Syariah dianggap mampu mengatasi kehancuran ekonomi global. (Berita SuaraMedia)
LONDON (Berita SuaraMedia) – Peraturannya sederhana saja, tidak ada transaksi yang berkaitan dengan alkohol, pornografi, atau apapun yang merusak moral digabungkan dengan peniadaan bunga, maka itulah landasan dari sistem keuangan Islam, yang mampu tetap bertahan ditengah kian runtuhnya keadaan perekonomian dunia, sebaliknya, bank-bank Islam memiliki peluang untuk terus berkembang.
Krisis keuangan dunia memberikan peluang bagi bank-bank syariah yang berpusat di sejumlah negara-negara teluk.
Tidak seperti bank-bank Barat, bank Islam hanya sedikit terpengaruh oleh gelombang krisis keuangan dan para ahli meyakini bahwa hal tersebut karena hukum perbankan syariah memang benar-benar didasarkan pada kitab suci umat Islam, Al-Quran, yang merupakan firman Allah.
Bank syariah juga tidak mengenal pinjaman antar bank karena dana yang mereka kelola adalah dana deposit mereka sendiri, bank syariah juga tidak mau berurusan dengan obligasi hutang yang berisiko. Lebih lanjut lagi, hukum Islam melarang adanya bunga dan menganjurkan sistem bagi hasil, yang berarti bahwa segala macam investasi, baik hasilnya untung atau rugi, akan dibagi rata antara pihak bank dan kliennya.
Fakta bahwa bank-bank Islam hanya mengalami efek minimum dari krisis global membuat bank Islam lebih menarik dimata para investor, khususnya yang tergabung dalam Dewan Kerjasama Teluk (GCC), yang terus mengawasi nilai investasi mereka ditengah tersungkurnya bank-bank umum, menurut sebuah laporan baru, yang diberi nama perkembangan keuangan Islam di GC, dari London School bidang Ekonomi dan pengetahuan politik (LSE).
"Ada banyak pertanyaan yang timbul mengenai nilai-nilai dalam sistem keuangan konvesional, dan sebagai alternatif, bank-bank syariah akan lebih dilirik, khususnya karena alasan berdirinya bank Islam adalah karena perlunya moralitas dalam transaksi keuangan, berdasarkan tuntunan agama," kata penulis laporan tersebut, profesor Rodney Wilson, yang menulis laporan untuk program pengembangan, pemerintahan dan globalisasi di negara-negara teluk.
Tuntutan dari umat Muslim dunia yang berjumlah 1,3 miliar orang untuk cara investasi yang sesuai dengan keyakinan mereka berarti bahwa aset-aset yang sesuai dengan hukum Islam berkisar antara $700 juta hingga $1 triliun, dengan sejumlah perkiraan yang menyebutkan bahwa aset-aset tersebut tumbuh hingga mencapai $1,6 triliun pada akhir 2012.
Nilai dari aset-aset yang sesuai dengan tuntunan syariah di GCC, yang anggotanya termasuk Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, diperkirakan berjumlah lebih dari $262 miliar.
"Meningkatnya minat dunia internasional terhadap sistem keuangan Islam telah dicatat di GCC, dan hal ini akan mendorong penerimaan terhadap pemerintah setempat dan klien bank, karena bank Islam berhasil melalui krisis dan tidak ada yang memerlukan bantuan dana talangan dari pemerintah," kata Wilson.
Wilson mengatakan bahwa GCC ada dijantung dunia Muslim membuat kawasan terdsebut menjadi pusat strategis yang dapat menghubungkan sistem perbankan Islam dengan Eropa, Asia dan Afrika dan berpendapat bahwa penyebaran cabang bank Islam GCC merupakan indikasi bahwa hal tersebut tengah terjadi.
Lebih lanjut lagi, pemulihan ekonomi global kemungkinan akan menguntungkan GCC karena harga minyak dan gas kembali naik, sehingga dana segar akan masuk kepada perbankan syariah untuk melakukan ekspansi yang lebih luas lagi.
Selain menjadi pendukung perbankan Islam hingga sekarang, Arab Saudi bisa saja menjadi pemimpin global dalam industri keuangan islam di seluruh dunia jika Saudi Arabian Monetary Agency (SAMA) dan otoritas pasar modal bergerak lebih proaktif dalam mempromosikan industri syariah.
Namun demikian, perbedaan-perbedaan regulasi dan harmonisasi antara satu pemikiran dengan pemikiran lainnya, hanyalah segelintir penghalang utama dari sistem perbankan Islam untuk tumbuh berkembang melintasi batas negara, utamanya negara-negara Eropa yang memiliki komunitas umat Muslim dalam jumlah besar.
Disaat industri tersebut melebarkan sayap ke negara-negara non-Muslim atau negara sekuler, kebutuhan untuk memberikan pengetahuan mengenai sektor perbankan syariah menjadi kian meningkat.
Ketika sudah ada pertanda bahwa penghalang budaya tidak akan menjadi masalah, minggu ini sebuah program pelatihan yang berbasis di London diluncurkan oleh walikota London, Ian Luder, untuk memungkinkan cabang bank eropa untuk lebih menyesuaikan diri terhadap persyarakat sistem keuangan Islam.
"Meski tengah diterpa gelombang krisis keuangan, sistem keuangan Islam terus tumbuh pesat sebagai sistem perbankan alternatif bagi kaum Muslim dan juga non-Muslim. (Sistem syariah) akan menjadi komponen penting bagi infrastruktur keuangan global yang baru," kata Luder.
Program tersebut, yang akan dijalankan oleh pusat perbankan Islam Inggris, dijalankan untuk memberikan pelatihan dan penelitian untuk organisasi pemerintahan dan swasta seperti perusahaan asuransi, bank, bisnis non-keuangan, dan instiutsi-institusi akademik.
"Sektor keuangan Islam berkembang dalam tingkatan yang terus meningkat, dikarenakan kuatnya prinsip-prinsip keuangan dan nilai-nilai etis, yang melarang bunga dan menganjurkan sistem berbagi risiko dan berbagi hasil antara kedua pihak," kata Akmal Hanuk, direktur pelaksana IBFC-UK.
Nilai dari aset-aset syariah di GC melebihi $262,6 miliar jika nilai aset Arab Saudi, Kuwait, UEA, Bahrain dan Qatar digabungkan. Dengan total aset syariah di seluruh dunia mencapai sekitar $640 miliar pada akhir tahun 2007, hal ini menandakan bahwa negara-negara GCC menyumbangkan 41% dari nilai keseluruhan tersebut. (dn/aby/meo) Dikutip oleh www.suaramedia.com

Harga Minyak Mentah Brent Melemah ke USD103/Barel


Ilustrasi. (Foto: Corbis)
Ilustrasi. (Foto: Corbis)

NEW YORK - Harga minyak mentah anjlok lebih dari tiga persen ke level terendahnya selama tujuh bulan terakhir. Kemerosotan ini akibat pasar yang masih khawatir akan krisis utang zona euro sehingga memicu risk appetite di pasar.

Harga untuk patokan minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI) menuju penurunan bulanan terbesar mereka sejak krisis keuangan 2008. Turun di bawah level psikologis, karena para investor lebih memilih safe haven.

Krisis, juga telah menekan harga minyak mentah jenis Brent mendekati USD100 per barel. Padahal, pada awal Maret 2012 harga minyak mentah mencapai USD128 per barel. Ekuitas dan komoditas lainnya, termasuk platina logam industri dan tembaga, juga anjlok. 

"Ini adalah tentang perlambatan global, kekhawatiran Eropa, dan kurangnya likuiditas," kata Chief Market Strategist and Founder of itrader.com LLC Richard Ilczyszyn, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (31/5/2012).

Adapun harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli meorosot USD3,21 ke USD103,47 per barel, terendah sejak 16 Desember. Harga minyak brent turun lebih dari USD15 per barel pada Mei, menuju penurunan bulanan terbesar sejak Oktober 2008.

Sedangkan minyak mentah WTI untuk pengiriman Juli merosot USD2,94 per barel ke USD87,82 per barel. Angka ini merupakan penutupan terendah sejak 21 Oktober 2011. Pengiriman Juli telah mencatat kerugian sekira 17 persen untuk Mei, penurunan bulanan terbesar sejak Desember 2008.

Bensin AS RBOB dan minyak pemanas turun menjelang unutk pengiriman Juni, dengan bensin diperdagangkan di bawah rata-rata perdagangan 200 hari selama delapan sesi terakhir.

American Petroleum Institute mencatat persediaan minyak mentah AS turun 353 ribu barel pekan lalu. Stok minyak di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk minyak mentah WTI, turun 557 ribu barel setelah pembalikan pada pipa Seaway untuk mengambil minyak mentah dari Midwest ke Gulf Coast, AS.

Stok bensin naik 2,1 juta barel dan stok distilasi turun 1,3 juta barel. Stok minyak mentah telah diperkirakan turun 600 ribu barel, dan stok bensin diperkirakan akan turun 800 ribu barel, dengan stok distilasi terlihat datar, atau turun 100 ribu barel. (mrt)

Pelemahan Rupiah Tidak Terkait Fundamental Ekonomi


Jakarta, (Analisa). Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi akhir-akhir ini tidak terkait dengan fundamental ekonomi Indonesia yang masih baik, tetapi disebabkan krisis di Eropa.
"Ini bersifar temporer, tidak berkaitan sama sekali dengan fundamental ekonomi kita," ujarnya di Jakarta, Rabu (30/5).

Menurut Hatta, kondisi di Eropa belum menunjukkan tanda-tanda akan membaik, sementara situasi di AS justru memperlihatkan pertumbuhan ekonomi baik yang mendorong apresiasi dolar AS.

"Situasi eropa tidak semakin baik kalau tidak ingin dikatakan semakin buruk. Yunani seperti itu, kemudian beberapa bank besar itu mengalami kesulitan likuiditas. Di sisi yang lain, kita harus mengakui terjadi penguatan dolar AS karena ekonomi AS tumbuh. Jadi keperluan dolar meningkat," katanya.

Hatta mengatakan pemerintah telah mengantisipasi situasi ini dan meminta pasar tetap tenang, apalagi cadangan devisa masih berada dalam kisaran 114 miliar-115 miliar dolar AS yang berarti cukup untuk menjaga neraca pembayaran tetap positif. 

"Yang penting kita jaga statement kita. Kita jaga regulasi kita yang sudah baik, tidak perlu perubahan dan tidak perlu membuat market nervous. Market tidak perlu nervous, kita tetap confidence dengan ekonomi kita," katanya.

Menurut dia, pemerintah juga telah memiliki anggaran sehat dan kebijakan fiskal baik, walaupun penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tidak jadi dilakukan serta harga minyak dunia meningkat tinggi.

Namun, Hatta meminta agar upaya penghematan tetap dilakukan ketika situasi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian dan diperkirakan masih terjadi hingga tahun depan.

"Fiskal kita kuat. Kita sudah antisipasi, (bahkan) harga BBM ada di posisi 119 dolar AS per barel sekalipun. 

Dengan kenaikan kuota sekalipun, kita masih bisa membiayai. Namun walaupun kita kuat, jangan berboros-boros di situasi sekarang ini," ujarnya.

Berdasarkan data perkembangan perekonomian domestik Kementerian Keuangan, nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 4,24 persen (year to date) hingga 25 Mei 2012 karena adanya peningkatan permintaan valas untuk repatriasi pembayaran deviden dan kupon.

Sedangkan, pada Rabu sore, mata uang rupiah bergerak berbalik arah ke area positif setelah sempat tertekan hingga menyentuh Rp9.600 per dolar AS. 

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta menguat 150 poin menjadi Rp9.420 dibanding posisi sebelumnya diposisi Rp9.570 per dolar AS. 

Indonesia’s Economy Expands 6.5% Aided By Domestic Consumption, Investment


Indonesia’s economy grew more than 6 percent for a fourth straight quarter as consumption, investment and exports weathered a faltering global recovery.
Gross domestic product rose 6.54 percent in the three months through September from a year earlier, compared with a revised 6.52 percent in the second quarter, the Central Bureau of Statistics said in Jakarta today. The median of 16 estimates in a Bloomberg News survey was for a 6.6 percent expansion.
People commute to work using motorcycles in Jakarta, Indonesia. The world’s fourth-most populous nation relies on consumption more than some of its neighbors, making it less vulnerable to swings in global demand. Photographer: Dimas Ardian/Bloomberg
Indonesia's President Susilo Bambang Yudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia's president, aims to expand Southeast Asia’s largest economy at an annual average rate of 6.6 percent through the remainder of his term ending in 2014. Photographer: Dimas Ardian/Bloomberg
The pace of growth may be not be enough to dissuade policy makers from lowering rates for a second straight meeting this week as Europe’s debt crisis deepens and the U.S. economystruggles. Bank Indonesia Governor Darmin Nasution has said there is room to cut borrowing costs again this year and that inflation isn’t the primary challenge at a time when global growth is weakening.
“This confirms Indonesia’s resilience to external weakness,” said Dariusz Kowalczyk a Hong Kong-based strategist at Credit Agricole CIB. “But it is a bit below consensus -- a minor negative for the Indonesian rupiah” which could come under more pressure as the central bank is set to cut rates, he said.
The rupiah has dropped about 5 percent against the U.S. dollarin the past three months, falling along with most other Asian currencies as global risks lead investors to shun emerging-market assets. The currency fell 0.7 percent to 8,965 per dollar as of 1:30 p.m. local time, while the Jakarta Composite stock index was little changed, according to data compiled by Bloomberg.

Domestic Drivers

“Indonesia’s GDP growth was mainly driven by domestic activity,” Slamet Sutomo, deputy chairman of the statistics office, said at a briefing in Jakarta today. Full-year expansion in 2011 may be 6.5 percent, he said.
Bank Indonesia lowered rates last month for the first time in more than two years, joining nations from Australia to Brazil in cutting borrowing costs in recent weeks to shield growth.
The central bank will reduce rates by a quarter of a percentage point to 6.25 percent on Nov. 10, according to seven of 16 economists in another Bloomberg survey, with the rest predicting no change. Bank Indonesia targets inflation of about 4 percent to 6 percent this year and around 3.5 percent to 5.5 percent in 2012.
Indonesia’s sustained growth contrasts with slowing expansion across other Asian economies such as China and Taiwan. Australia cut rates this month for the first time since 2009 whileSingapore has said its expansion will stall over the next few quarters.

Consumption Buffer

The world’s fourth-most populous nation relies on consumption more than some of its neighbors, making it less vulnerable to swings in global demand.
PT Astra International, Indonesia’s biggest automotive retailer, said last month net profit for the nine months through September rose 30 percent from a year earlier partly on domestic demand growth.
Still, Indonesian exports rose 46.3 percent in September from a year earlier, with growth in overseas shipments exceeding 35 percent every month from April.
President Susilo Bambang Yudhoyono’s government has held off from removing fuel subsidies this year, helping cool consumer prices. Inflation eased to a 17-month low of 4.42 percent in October.
Yudhoyono aims to expand Southeast Asia’s largest economy at an annual average rate of 6.6 percent through the remainder of his term ending in 2014, partly by boosting investment in roads, railways and ports.

Investment

Total investment rose 15.3 percent to 65.4 trillion rupiah ($7.3 billion) in the three months ended Sept. 30 from a year earlier, Azhar Lubis, deputy chairman of the Investment Coordinating Board, said Oct. 20. The country attracted 181 trillion rupiah in the nine months through September, a 21 percent increase from a year earlier, he said.
Toyota Motor Co. and Unilever NV are among companies investing in the $707 billion economy.
Private consumption climbed 4.8 percent in the third quarter from a year earlier, today’s report showed. Exports rose 18.5 percent, investment climbed 7.1 percent and government consumption advanced 2.5 percent.

Indonesia encourages ASEAN`s inclusive economic development

"One Community, One Identity". (ANTARA News)


Phnom Penh, Cambodia  (ANTARA News) - Indonesia will encourage inclusive economic cooperation and development under the framework of ASEAN cooperation to achieve an ASEAN Community by 2015 as originally planned, Vice President Boediono said.

"ASEAN has come a long way from the simple regional grouping of 45 years ago. We have all experienced happy and difficult times. Slowly but surely, the governments and the peoples of ASEAN member states feel closer as a community that shares values, welfares and visions," he said in his address to the plenary session of the 20th ASEAN Summit held at the Peace Palace in Phnom Penh on Tuesday.

He noted that the Bali Concord II of 2003 had laid a basis for the creation of an ASEAN Community, while the ASEAN Charter of 2008 served as a legal basis for the attainment of the ASEAN Community`s vision.

"We should be proud that our region is enjoying peace and stability," he said.

The Vice President also touched upon the code of conduct for the South China Sea adopted at the ASEAN Summit in Bali in 2011.

"After agreeing upon it, it`s time for us to indulge in a discussion on a code of ethics as a crucial step," he said.

He said ASEAN is currently viewed as one of the important regional cooperation organizations, including as an important architect in regional and global politics. However, ASEAN still needs to do more to improve the quality of the organization for the future, he added.

KRISIS EROPA, Asia Dapat Terkena Imbas


NEW HAVEN: Para pemimpin negara-negara di Asia patut berpuas diri pascaberakhirnya krisis keuangan 2008-2009. Pertumbuhan di kawasan itu melambat tajam seperti perkiraan bahwa perekonomian yang dimotori oleh ekspor akan mengalami keruntuhan terparah dalam perdagangan global sejak 1930-an.
 
Akan tetapi, dengan pengecualian Jepang yang mengalami resesi terdalam di era modern, Asia telah melalui periode yang luar biasa sulit dengan kondisi yang sangat baik.
 
Hal itu telah berlalu. Asia untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari 4 tahun kembali dihadapkan dengan guncangan besar atas turunnya permintaan eksternal yang kali ini berasal dari Eropa. Krisis utang di kawasan itu dapat mengubah resesi ringan menjadi lebih buruk jika Yunani keluar dari eurozone. Kondisi ini dikhawatirkan dapat menular ke negara-negara pengguna mata uang euro lainnya. Ini merupakan masalah besar bagi Asia.

Hubungan keuangan dan perdagangan membuat Asia sangat rentan terhadap depresi besar di Eropa. Maka dari itu, risiko yang dihadapi Asia dari krisis perbankan Eropa tidak bisa dianggap enteng. Penyaluran dana perbankan sangatlah penting di Asia karena kurangnya pasar modal yang dikembangkan secara baik sebagai sumber alternatif kredit.

Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan perbankan Eropa mendanai 9% dari total kredit domestik di negara-negara berkembang di Asia atau tiga kali porsi pembiayaan oleh perbankan yang berbasis di AS. Peran bank-bank Eropa sangat penting di Singapura dan Hong Kong, yang merupakan pusat keuangan Asia. Hal ini berarti Asia saat ini lebih terekspos oleh krisis perbankan Eropa dibandingkan dengan periode setelah runtuhnya Lehman Brothers pada 2008, yang hampir menyebabkan krisis sistem perbankan AS.

Efek penularan melalui hubungan perdagangan juga mengkhawatirkan. Secara historis, AS adalah sumber permintaan eksternal terbesar milik Asia modern. Namun, hal itu tampak berubah dalam beberapa dekade terakhir. Asia mulai bergeser ke China karena tergoda oleh pertumbuhan spektakuler negara tersebut.

Langkah itu tampaknya tepat. Tujuan ekspor ke AS dan Eropa turun menjadi 24% dari total ekspor negara-negara berkembang di Asia pada 2010 atau turun tajam dari 34% pada periode 1998-1999. Sementara itu, ketergantungan Asia pada ekspor intra-regional atau arus perdagangan dalam kawasan pada periode yang sama naik tajam dari 36% total ekspor pada 1998 menjadi 44% pada 2010.

Angka-angka tersebut merefleksikan Asia yang semakin otonom dan mampu menahan dampak dari krisis yang berulang kali terjadi di negara-negara Barat. Namun, hasil penelitian Dana Moneter Internasional menunjukkan bahwa 60%-65% dari semua arus perdagangan di kawasan itu bisa diklasifikasikan sebagai barang setengah jadi atau komponen yang dibuat di negara-negara seperti Korea dan Taiwan, lalu dirakit di China dan kemudian diekspor ke negara barat sebagai barang jadi.
 
Dengan Eropa dan AS yang masih dianggap sebagai pasar ekspor terbesar China, sudah pasti ada hubungan kuat antara China sebagai pemasok utama dan naik turunnya ekonomi negara maju. Selain itu, ada hubungan penting dan mengkhawatirkan atas hubungan tersebut: China semakin tergantung pada Eropa sebagai sumber utama permintaan eksternal. Uni Eropa menggeser posisi AS pada 2007 sebagai pasar ekspor terbesar China. UE mencakup 20% dari total ekspor China pada 2010 sedangkan AS hanya 18%.

Dengan kata lain, rangkaian pasokan dari Asia, terutama China, memiliki ketergantungan besar terhadap perubahan yang terjadi pada perekonomian Eropa--sebuah anggapan yang akhirnya merugikan diri sendiri. China kini tengah menjalankan sebuah pola berulang dengan menurunkan pertumbuhan domestik untuk menyesuaikan dengan krisis ekonomi negara maju di Barat. Dan kondisi ini tentu saja akan memengaruhi negara Asia lain.

Kabar baiknya adalah penurun kali ini tidak separah seperti pada akhir 2008 dan awal 2009. Pada saat itu ekonomi China luluh lantah--dari pertumbuhan tahunan sebesar 26% di Juli 2008 ke penurunan sebesar 27% di Februari 2009. Untuk saat ini, ekspor tahunan turun dari 20% di 2011 menjadi 5% di April 2012-penurunan yang signifikan tapi masih lebih baik dari kehancuran sebelumnya. Ini bisa berubah apabila hubungan dengan Eropa hancur, namun di balik semua itu, masih ada harapan untuk saat ini.
 
Kabar buruknya adalah Asia nampak kurang banyak belajar dari krisis permintaan sebelumnya. Pada akhirnya, permintaan dalam negeri adalah tameng dari rapuhnya permintaan eksternal. Sayangnya Asia belum mampu membangun persiapan seperti itu. kenyataanya, konsumsi lokal turun ke posisi terendah 45% di PDB negara berkembang Asia tahun 2010-turun 10 poin persen dibandingkan 2002. Dengan kondisi demikian, ketahanan dari guncangan eksternal atau upaya "decoupling" terasa masih angan-angan.

Dengan semua yang terjadi di Asia, China memegang peranan penting dalam memasok kebutuhan konsumen Asia. Rancangan 5 tahunan (2011-15), memiliki semua bahan yang diperlukan untuk membangun bantalan antara dinamisme di Timur dengan krisis di Barat. Namun dengan krisis Eropa yang membuat ekonomi China melemah kedua kalinya dalam tiga tahun setengah, muncul kekhawatiran bahwa implementasi atas rencana pro-konsumsi tdak akan berhasil.

Tidak ada oase kemakmuran di dunia yang rawan krisis. Dan ini berlaku di Asia, benua dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Ketika krisis Eropa mendalam, hubungan dua arah antara keuangan dan perdagangan telah mendesak ekonomi Asia diposisi kurang menguntungkan. keseimbangan adalah satunya jalan keluar untuk China dan mitra-mitranya dalam rantai pasokan Asia. Jika itu terjadi, posisi Asia akan semakin terpojok

Rekomendasi dalam Investasi Saham di Pasar Modal


Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Ilustrasi. (Foto: Okezone)

ISTILAH rekomendasi seringkali hadir dalam perbincangan sehari-hari. Apalagi jika yang menjadi topik adalah satu masalah tertentu, kata ‘rekomendasi’ senantiasa muncul di tengah diskusi.


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rekomendasi diartikan sebagai saran yang sifatnya menganjurkan (membenarkan, menguatkan). Dalam aktivitas di pasar modal pun yang namanya rekomendasi selalu ada setiap hari. Ia muncul di tengah pasar, dinantikan oleh setiap investor, dan digunakan sebagai acuan dalam mengambil keputusan investasi: apakah memutuskan untuk beli (buy),tahan (hold), atau jual (sell).

Setiap rekomendasi 0begitu juga dengan rekomendasi di pasar modal- umumnya dibangun berdasarkan logika akal sehat, baik dari kacamata fundamental maupun dari sisi teknikal.
Rekomendasi yang dibangun dari aspek fundamental biasanya akan melihat perkembangan informasi terkini secara keseluruhan. Mulai dari kondisi ekonomi internasional, kondisi ekonomi dalam negeri, hingga ke masalah sektoral. Semua itu akan dikaitkan dengan kondisi terkini kinerja perusahaan atau emiten. Semua aspek tersebut dikaji secara mendalam satu per satu dan bagaimana kaitannya antara satu dengan yang lain. Dari sanalah kemudian lahir sebuah rekomendasi bagi investor.

Ilustrasinya begini. Ketika terjadi krisis di kawasan Eropa, ekonomi dunia bergolak. Daya serap atau pasar di negara kawasan krisis mengalami gangguan. Jika kawasan terkena krisis ini menjadi tujuan utama ekspor bagi Indonesia, maka dampaknya akan signifikan bagi perekonomian dalam negeri karena ekspor Indonesia ke kawasan tersebut dengan sendirinya akan mengalami masalah. Sangat mungkin, akibat krisis yang parah, keran impor ke negara Eropa menyusut. Tapi, jika kontribusi ekspor Indonesia ke negara Eopa yang terkena krisis tidak signifikan, maka dampak krisis di Eropa juga tidak akan signifikan terhadap kondisi ekonomi di tanah air.

Begitu juga dengan rekomendasi yang didasari oleh analisis teknikal. Para analis, sebelum memberikan rekomendasinya ke investor, akan melakukan analisis secara teknikal. Hal-hal yang menjadi pusat perhatian biasanya menyangkut fluktuasi atau naik turunnnya harga saham, nilai dan volume transaksi di pasar, serta proses kliring dan proses penyelesaian (settlement).

Para analis teknikal ini memiliki formula tertentu untuk menyimpulkan bahwa sebuah saham masih cukup prospektif atau tidak, apakah investor perlu membeli atau tidak, dan sebagainya. Setiap rekomendasi selalu dilandasi oleh pertimbangan akal sehat.

Bukan Jaminan Untung

Setiap analis atau siapapun yang aktif dalam bertransaksi di bursa boleh memberikan rekomendasi kepada siapa saja yang ia mau. Setiap rekomendasi harus bersifat independen, tidak dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya kedekatan analis (yang memberi rekomendasi) dengan emiten yang dianalisis. Dari sisi investor, ia bebas menggunakan maupun menolak rekomendasi tersebut.

Selain itu, meski rekomendasi itu dibangun dan dirancang dengan logika akal sehat, tapi hal itu belum tentu selalu benar. Bisa saja rekomendasi itu kurang tepat diterapkan di pasar. Misalnya, dari hasil kajian yang dilakukan secara fundamental maupun teknikal, ternyata rekomendasi yang muncul adalah strong buy. Pada kenyataannya di pasar, kondisi bisa bergerak sebaliknya. Harga saham di pasar justru mengalami tekanan jual sehingga mengalami penurunan.

Sekali lagi, rekomendasi yang pada umumnya disampaikan oleh para analis di pasar modal selalu dibangun dengan logika akal sehat, baik secara fundamental maupun teknikal. Namun, rekomendasi tersebut belum tentu menemukan kebenarannya. Investor bisa memilih dan memilah dari beberapa rekomendasi yang disampaikan oleh analis. Tidak ada ikatan atau kewajiban bagi investor untuk selalu mengikuti rekomendasi tersebut. Investor sah-sah saja menolak atau menerimanya sekalipun rekomendasi tersebut diberikan oleh seorang analis.

Pronoun and Adjective Clause


1. Adjective Clause Using Subject Pronouns: Who, Which, That

Adjective Clause / Relative Clause with Subject Pronouns: "Who", "Which", "That"
Without adjective clause / relative clauseUsing adjective clause / relative clause
I will introduce you to a friendHe runs a successful business.I will introduce you to a friend who runs a successful business.
I will introduce you to a friend that runs a successful business.
The book is about religion. It has raised controversy.The book which has raised controversy is about religion.
The book that has raised controversy is about religion.
Notes:
  • "Who", "which", atau "that" adalah subyek dalam adjective clause.
  • "Who" digunakan untuk mengganti subyek berupa orang.
  • "Which" digunakan untuk mengganti subyek berupa benda.
  • "That" digunakan untuk mengganti subyek berupa orang maupun benda, dan lebih umum dipakai daripada "which". Akan tetapi, "that" hanya bisa digunakan pada defining relative clause saja. (Baca Menggabungkan Kalimat Menggunakan Adjective Clause (Relative Clause).



2. Adjective Clause Using Object Pronouns: Who(m), Which, That

Adjective Clause / Relative Clause with Object Pronouns: "Who(m)", "Which", "That"
Without adjective clause / relative clauseUsing adjective clause / relative clause
I will introduce you to a friend. You have never met him before.I will introduce you to a friend (who(m)) you have never met before.
I will introduce you to a friend (that) you have never met before.
The book is about religion. I bought it in Gramedia bookstore last week.The book (which) I bought in Gramedia bookstore last week is about religion.
The book (that) I bought in Gramedia bookstore last week is about religion.
The song was very popular in 1990's. I am listening to it.The song to which I am listening was very popular in 1990's.
The song (which) I am listening to was very popular in 1990's.
The song (that) I am listening to was very popular in 1990's.
Notes:
  • "Whom" digunakan untuk mengganti obyek berupa orang, umumnya digunakan dalam bahasa Inggris formal. Untuk bahasa Inggris informal dan percakapan, "who" lebih sering dipakai menggantikan "whom".
  • "Which" digunakan untuk mengganti obyek berupa benda.
  • "That" digunakan untuk mengganti obyek berupa orang maupun benda, dan lebih umum dipakai daripada "which". Akan tetapi, "that" hanya bisa digunakan pada defining relative clause saja. (Baca Menggabungkan Kalimat Menggunakan Adjective Clause (Relative Clause).
  • Pada bahasa Inggris percakapan (lisan), "who", "which", atau "that" seringkali dihilangkan.

3. Adjective Clause Using Whose

Adjective Clause / Relative Clause with "Whose"
Without adjective clause / relative clauseUsing adjective clause / relative clause
I will introduce you to a friendHis interest is learning English.I will introduce you to a friend whose interest is learning English.
The old lady has a paintingIts value is inestimable.The old lady has a painting whose value is inestimable.
Notes:
  • Dalam adjective clause atau relative clause, "whose" digunakan untuk menunjukkan milik, menggantikan "his", "her", "its", atau "their".
  • Sebagaimana "his", "her", "its", dan "their", "Whose" selalu diikuti kata benda.
  • "Whose" tidak bisa dihilangkan.



4. Adjective Clause Using Where

Adjective Clause / Relative Clause with "Where"
Without adjective clause / relative clauseUsing adjective clause / relative clause
I will take you to the restaurant. I usually have lunch there (at the restaurant).I will take you to the restaurant where I usually have lunch.
I will take you to the restaurant at which I usually have lunch.
I will take you to the restaurant (which) I usually have lunch at.
The old lady has sold the house. She has lived there (in the house) for more than twenty years.The old lady has sold the house where she has lived for more than twenty years.
The old lady has sold the house in which she has lived for more than twenty years.
The old lady has sold the house (which) she has lived in for more than twenty years.
Notes:
  • "Where" dalam adjective clause atau relative clause digunakan untuk menjelaskan tempat.
  • Jika "where" digunakan, preposition pada keterangan tempat (seperti in, from, to, at, on, under, above) tidak diperlukan dalam adjective clause. Sebaliknya, jika "where" tidak digunakan, preposition harus ada. (lihat contoh ke-2 dan ke-3 dalam tabel di atas)

5. Adjective Clause Using When

Adjective Clause / Relative Clause with "When"
Without adjective clause / relative clauseUsing adjective clause / relative clause
We will never forget the day. My wife gave birth to my first son then (on that day).We will never forget the day when my wife gave birth to my first son.
We will never forget the day on which my wife gave birth to my first son.
We will never forget the day (that) my wife gave birth to my first son.
August is the month. The weather gets very windy then (in August).August is the month when the weather gets very windy.
August is the month in which the weather gets very windy.
August is the month (that) the weather gets very windy.
Notes:
  • "When" dalam adjective clause atau relative clause digunakan untuk menjelaskan waktu.
  • Jika "when" digunakan, preposition pada keterangan waktu (seperti in, on, at) tidak diperlukan dalam adjective clause. Sebaliknya, jika "where" tidak digunakan, preposition ada. (lihat contoh ke-2 dan ke-3 dalam tabel di atas)

Pengertian Adjective Clause

  • Adjective clause adalah dependent clause yang berfungsi sebagai adjective dan menjelaskan tentang noun atau pronoun pada suatu complex sentence (kalimat kompleks).
  • Noun atau pronoun yang dijelaskan dapat berfungsi sebagai subject atau object.
  • Pronoun (kata ganti noun) yang digunakan adalah that dan question words.

Rumus Adjective Clause

Complex Sentence:

Subject [+be/verb+Noun/Pronoun] + Adjective Clause

Adjective Clause:

Relative Pronoun + S +V

Contoh Adjective Clause

Adapun contoh adjective clause dengan berbagai relative pronoun adalah sebagai berikut.

Relative PronounContoh Adjective ClauseContoh Kalimat (Complex Sentence)
whowho works hard to support their daily needsHe is the man who works hard to support their daily needs.
(Dia pria yang bekerja keras untuk menanggung kebutuhan sehari-hari mereka.)
whomwhom I borrowed yesterday is interestingThe book whom I borrowed yesterday is interesting.
(Buku yang saya pinjam kemarin menarik.)
whosewhose car is antique work as a lecturerThe man whose car is antique work as a lecturer.
(Pria yang punya mobil antik itu bekerja sebagai dosen.)
whichwhich is very faithfulMueeza was a cat which is very faithful.
(Mueeza adalah seekor kucing yang sangat setia.)
whenwhen I was taking a bathHe rang the bell when I was taking a bath.
(Dia membunyikan bel ketika saya sedang mandi.)
wherewhere I was bornBandar Lampung is the city where I was born.
(Bandar Lampung adalah kota dimana saya dilahirkan.)
thatthat I has dreamed for many years agoIt is the car that I has dreamed for many years ago.
(Ini mobil yang telah saya impikan sejak beberapa tahun yang lalu.)




Personal Pronouns

Personal pronoun refers to one of the three possible ways of making statements:
  • The persons speaking can talk about themselves (first person: I, we) or
  • they can talk about the persons spoken to (second person: you) or
  • they can talk about anyone or anything else (third person: he, she, it, they)

Personal Pronouns

Singular
Plural
First person
(the person speaking)
I, mine, me
We, ours, us
Second person
(the person spoken to)
You, yours
You, yours
Third person
(some other person or thing)
He, his, him, she, hers, it
They, theirs, them








Subjective Personal Pronouns

A subjective personal pronoun indicates that the pronoun is acting as the subject of the sentence. The subjective personal pronouns are I, you, she, he, it, we, you,and they.

Objective Personal Pronouns

An objective personal pronoun indicates that the pronoun is acting as an object of a verb, compound verb, preposition, or infinitive phrase. The objective personal pronouns are: me, you, her, him, it, us, you, and them.
Example:

We will meet at the library tomorrow. (we is a subjective personal pronoun) 

Give me the book (me is an objective personal pronoun)

Possessive Peronal Pronouns

The words mine, yours, his, hers, its, ours and theirs are possessive forms of personal pronouns because they show ownership.

Possessive Adjectives

The words my, your, his, her, its, our and their are considered pronouns in some books and adjectives in other books. They are called possessive adjectivesand they come before a noun.
Example:

This house is mine. (mine is a possessive pronoun) 

This is my house. (my is a possessive adjective)








Reflexive Pronouns (the –self-selves forms of the personal pronouns)

A reflexive pronounis is used to refer back to the subject of the clause or sentence.
  • Myself
  • Yourself
  • Himself, herself, itself
  • Ourselves
  • Yourselves
  • Themselves
Example:
He finished the task himself. (himself is a reflexive pronoun)
We can then classify the personal pronouns in the following way:
Types of Personal Pronouns
Subject Pronoun
Object Pronoun
Possessive Adjective
Possessive Pronoun
Reflexive Pronoun
I
me
my
mine
myself
You
you
your
yours
yourself
He
him
his
his
himself
She
her
her
hers
herself
It
it
its
its
itself
We
us
our
ours
ourselves
They
them
their
theirs
themselves








Other Commonly Used Pronouns

Here are some other kinds of pronouns that you may encounter.

Demonstrative Pronouns (used to point out a specific person or thing)

A demonstrative pronoun points to and identifies a noun or a pronoun.

The demonstrative pronouns are this, that, these, and those.

This and these refer to things that are nearby either in space or in time.

That and those refer to things that are farther away in space or time. 

This and that are used to refer to singular nouns or noun phrases.
These and those are used to refer to plural nouns and noun phrases.

Example:

The children wanted these.

That is the bag I want,

Interrogative Pronouns (used in questions)

An interrogative pronoun is used to ask questions. 

The interrogative pronouns are who, whom, whose, which, and what.

Example:

Who are you?
What is your name?
Which is your brother
Whose is this pen?
Whom did you call?

Relative Pronouns (used to introduce adjective clauses)

The relative pronouns are who, whom, that, and which as well as whoever, whomever, and whichever. They are called relative because they relate the adjective clause to the word that the clause modifies.
Example:
The farmer, who was very sick, called his sons to his bedside. (whorelates the adjective clause was very sick with the noun farmer)

Indefinite Pronouns (not referring to a definite person or thing; frequently used without antecedents)

An indefinite pronoun is a pronoun referring to an identifiable but not specified person or thing. An indefinite pronoun conveys the idea of all, any, none, or some.
The most common indefinite pronouns are all, another, any, anybody, anyone, anything, each, everybody, everyone, everything, few, many, nobody, none, one, several, some, somebody, and someone.